Sabtu, 20 Agustus 2011

JEAN BAUDRILLARD (MEMBONGKAR MANIPULASI TANDA)


JEAN BAUDRILLARD (MEMBONGKAR MANIPULASI TANDA)

  1. Karya awal Baudrillard sangat dipengaruhi oleh PERSPEKTIF MARXIAN yg menitikberatkan pada persoalan ekonomi.
  2. Marx dan sebagian besar Marxis tradisional : memfokuskan pada PRODUKSI. Baudrillard memfokuskan pada KONSUMSI
  3. Baudrillard menyoroti tidak relevannya teori Marx tentang nilai tukar dan nilai guna (hanya relevan dlm masya kapitalis)

Menurut Baudrillard : dibawah era kapitalis lanjut, MODE OF PRODUCTION kini telah digantikan oleh MODE OF CONSUMPTION. Sehingga semua aspek kehidupan manusia tidak lebih hanya sbg objek

  • Sistem objek : sebuah sistem yg membentuk makna dlm kehidupan masyarakat kapitalis lanjut.
  • Melalui objek-objek tersebut, seseorang dalam masyarakat konsumer menemukan makna dan eksistensi dirinya.
  • Fungsi-fungsi objek konsumer bukan pada nilai guna atau manfaat suatu barang atau benda, melainkan tanda atau simbol yg disebarluaskan melalui iklan-iklan gaya hidup masyarakat media.

Baudrillard :

MEKANISME SISTEM KONSUMSI PADA DASARNYA BERANGKAT DARI NILAI TANDA ATAU NILAI SIMBOL, BUKAN PADA KEBUTUHAN ATAU MANFAAT.

DLM MASYARAKAT KONSUMER kehidupan manusia lebih banyak dipengaruhi oleh tanda dan simbol. Orang membeli sesuatu bukan karena kegunaannya, tetapi karena dalam barang itu ada nilai simbol yg menunjukkan status.

Berkaitan dng tanda dan simbol maka manusia sebenarnya hidup dalam dunia HIPPERREALITAS atau dunia semu.

  1. Sesuatu yg semu dianggap sbg realitas yg sebenarnya. Ex ; iklan ditelevisi dikhayalkan sebagai sesuatu yg sebenarnya.
  2. Hipperrealitas : menghapus perbedaan antara yg nyata dng yg imajiner/simulasi
  3. Suatu barang selalu bermakna dan berkaitan dengan yang lain sehingga membawa konsumen ke suatu rentetan motivasi belanja.

Ex :

Kalau kita membeli meja kursi untuk ruang tamu, kita akan tergoda untuk melengkapi dengan rak buku yang sejenis dan lampu penerang yg baik. Baik penempatan diruang mapun warnanya

Barang konsumsi mengarahkan doronganuntuk membeli sampai bisa terseret ke dalam rangkaian obyek yang menggoda dan merayu, sehingga terperosok pada batas kemampuan ekonomi.

Seperti halnya Rolland barthes : Baudrillard juga mengemukakan :

“ sebetulnya yang berlangsung dalam proses konsumsi ialah manipulasi tanda. Masyarakat konsumerisme merupakan tatanan manipulasi tanda”


  • TANDA : tanda dan bunyi yg membentuk atau mengandung makna melalui hubungan mereka dengan tanda lain. Tanda menjelaskan atau merepresentasikan konsep.
  • PENANDA : bentuk atau media tanda misalnya : bunyi
  • PETANDA : Makna

Peran tanda mengarahkan konsumsi akan :

  1. Gambar
  2. Fakta
  3. Informasi

Konsumsi ini menyamakan realitas dengan tanda-tanda

Gambar :

Seorang anak perempuan berumur 6 tahun padahal belum usia menstruasi, meminta kepada ibunya untuk dibelikan LAURIER (pembalut perempuan) karena ingin bisa berenang, naik kuda, main basket.

Dalam iklannya, dikatakan bahwa dng memakai LAURIER perempuan bisa berenang, naik kuda, main basket.

PENANDA ITU DITANGKAP OLEH SIANAK SEBAGAI PETANDA ATAU MAKNA ITU SENDIRI

Isi pesan dikalahkan oleh pengemasan pesan.

Melaui reportase langsung, foto-schock, kesaksian, mau ditekankan bahwa fakta ada disana tanpa perlu ada disana.

Isi pesan atau makna dari tanda sangat luwes. Media tidak mengacu ke suatu dunia, ia hanya memberi tanda untuk dikonsumsi dengan diberi jaminan RIIL.

Informasi :

Hubungan konsumen dng dunia nyata bukan hubungan kepentingan, investasi dan tanggung jawab. Namun hubungan keingintahuan.

“maka sebetulnya orang tidak bisa begitu saja menyalahkan penayangan iklan. Bukan karena rekayasa pembuat iklan bahwa orang tergiur untuk membeli atau mengkonsumsi, tetapi karena keingintahuan pembaca atau pemirsa.

Kebanyakan orang yg tertipu oleh berita adalah mereka yang sangat ingin tahu mendengar sesuatu

Masyarkat konsumeris itu mengalami tekanan psikologis dan sosial yg berat karena tuntutan mobilitas yang tinggi, status, persaingan dalam sgala bidang (pendaatan, prestise dan budaya).

Hal ini menumbuhkan perasaan tidak aman dalam banyak hal.

Pemborosan atau mengkonsumsi melebihi yang perlu berarti tidak hanya suatu bentuk AFIRMASI DIRI, tetapi hidup yang diakui.

Karena konsumsi merupakan cara untuk mendukung kelasnya. AFIRMASI NILAI.

Jadi boros bukan sesuatu yang irasional.

Konsumsi ;

Mempunyai fungsi sosial dan memproduksi makna karena semakin menunjukkan perbedaan nilai atau kelasnya.

Masyarakat konsumeris membutuhkan obyek untuk ada (obyek = benda).

Logika konsumsi tidak tercermin dari kepemilikan secara individual nilai guna barang atau pelayanan (logika kepuasaan), ttp harus dilihat di dalam logika produksi dan manipulasi yang bermakna sosial.

Makna sosial itu tampil ketika konsumsi dijadikan sistem pertukaran.

Ex :

Ketika anda memiliki HARLEY DAVIDSON, anda bisa masuk ke kelompok pecinta motor gede.

HARLEY DAVIDSON menjadi alat komunikasi dan alat tukar. Obyek selalu dimanipulasi sebagai penanda yang membedakan atau masuk ke suatu kelompok.

Obyek mempermudah proses klasifikasi sosial, artinya obyek atau tanda tertata sebagai nilai yg menentukan status dalam hierarkhi sosial.

Mengkonsumsi objek tertentu menandakan (bahkan secara tidak sadar) bahwa kita sama dengan orang yang mengkonsumsi objek tersebut dan kita berbeda dari siapa yg mengkonsumsi objek lain.

Menurut BAUDRILLARD :

Tidak ada konsumsi yg langsung massal, tetapi mulai dengan kelompok terseleksi. Hukum pembaharuan materi adalah DISTINCTION (tuntutan kesamaan).

Penyebarannya melalui mekanisme dan mekanisme itu biasanya adalah media massa.

Maka ;

Iklan berusaha menyentuh setiap orang dalam hubungannya dng orang lain (orang dekat, kelompoknya, masyarakat yang hirarkhis dlm proses diakui dan dihargai) dlm prestise sosial yg sudah dibendakan dalam bentuk barang konsumsi.

Artinya :

Bila seseorang ingin dianggap bagian dari kalangan kelas atas lalu mengenakan pakaian, sepatu, perhiaan atau penampilan yg khas dari kelas tersebut.

Barang bukan terletak pada atas pertimbangan materialitas barangnya, tetapi untuk menyesuaikan dng ideal yg sesuai dengan kelasnya.

dlm logika tanda, barang-barang bukan dikaitkan pada suatu fungsi atau kebutuhan tertentu. Barang-barang dikonsumsi karena memenuhi LOGIKA SOSIAL atau LOGIKA HASRAT.

Ke 2 logika ini spt arena yg selalu bergerak sehingga pemaknaan selalu harus diperbaharui demi mempertahankan kekuasaan atau akumulasi modal. Kebutuhan bila dipuaskan akan muncul kebutuhan lain.

Sumber : Materi Ajar Kapita Selekta Sosiologi oleh Merry Yanti, S.Sos, M.Si.

DOMINASI WACANA : KEKERASAN SIMBOLIK DLM HUBUNGAN GENDER


DOMINASI WACANA : KEKERASAN SIMBOLIK DLM HUBUNGAN GENDER


1. Kekerasan yg paling sulit diatasi adalah kekerasan simbolik yg beroperasi melalui wacana

Dsb simbolik :Karena dampak yang biasa dilihat dalam kekerasan fisik tidak kelihatan. Tidak terlihat adanya luka, tidak ada akibat traumatis, tidak ada ketakutan atau kegelisahan, bahkan korban tidak merasa telah didominasi

2. Kekerasan simbolik terjadi karena pengakuan dan ketidaktahuan yang didominasi atau yg diatur

3. Prinsip simbolik diketahui dan diterima, baik oleh yang menguasai maupun yang dikuasai.

4. prinsip simbolik ini berupa bahasa, cara berpikir, cara kerja dan cara bertindak

5. wacana patriarkhi merupakan kekerasan karena menjebak perempuan dng menentukan cara melihat, merasakan, berpikir dan bertindak

6. dlm dominasi laki-laki melalui wacana, terlihat cara bagaimana dominasi itu dilakukan dan diderita.

7. perempuan menjalaninya sebagai kepatuhan seakan wajar

8. dampak kekerasan simbolik itu halus, tak terasakan, tak dapat dilihat bahkan oleh korbannya sendiri.

Bourdieu :

Dominasi ini terlaksana melalui cara simbolik dalam komunikasi dan pengetahuan. Boleh dikatakan kekerasan simbolik berlangsung melalui ketidaktahuan, pengakuan atau perasaan korbannya. Menurut Bourdieu lagi bahwa yg menentukan makna bahasa lebih sering dari luar linguistik, artinya berkat kepemilikan kapital, terutama kapital simbolik.

Perempuan dlm upaya menggambarkan kebahagiaan dirinya harus menoleh kepada laki-laki untuk bisa menemukan kata yg tepat dan disetuji.

Ukuran keberhasilan hampir semua iklan produk kecantikan, pakaian, perlengkapan perempuan, selalu didasarkan pada kemampuan pemakainya untuk memikat laki-laki.

Iklan teh SW :

Dlm iklan dikisahkan sebuah keluarga kecil yg berbahagia, sebuah keluarga muda kelas menengah dengan dua orang anaknya. Suatu hari, ketika sang ayah baru saja pulang dari kantornya, beliau disambut oleh teriakan anak lelakinya.

“ ayah saya terpilih menjadi ketua regu”.

Sang ayah menanggapinya dengan antusias, “ siapa dulu dong Bapaknya!.

Beberapa saat kemudian beliaupun beristirahat dan disuguhi secangkir teh hangat buatan/oleh anak perempuannya. Mungkin karena begitu nikmat rasanya, maka meluncur pujian spontan dari mulut sang ayah. Si ibu yg kebetulan mendengar pujian itu, menanggapi sambil melangkah dan melirik genir kepada suaminya.

“siapa dulu dong ibunya”

Dialog dlm iklan tesebut secara halus telah mengungkap dua hal.

  1. Anak lelaki cenderung dihubungkan dengan pihak ayah, sementara anak perempuan dengan pihak ibu.
  2. Anak lelaki senantiasa dihubungkan dengan aktivitas di luar rumah, khususnya dalam hal kepemimpinan dan organisasi, sementara anak perempuan dengan pekerjaan di dalam rumah, khususnya dunia perdapuran.

penguasaan atas wacana menjadikan dominasi laki-laki seakan seperti sesuatu yang alamiah dan bisa diterima. Bahkan situasi yang paling menyiksa dan tak bisa ditolerir bisa nampak wajar.

bahkan untuk menyebut bagian-bagian tubuhnya, bahkan yang paling intim, perempuan memakai kata-kata yang dipilih oleh laki-laki.

Perempuan harus tinggal di rumah untuk mengurus anak dan rumah tangga diterima sebagai sesuatu yg sudah semestinya ; representasi Tuhan mengaacu pada jenis kelamin laki-laki tidak perlu dipertanyakan lagi-lagi.

pembagian kerja dlm bentuk tugas rumah tangga bagi perempuan dan aktivitas publik bagi laki-laki adalah hasil perkembangan sejarah, maka bisa diubah, bukan tatanan kodrat.

Memang, semua pencapaian lelaki tidak tertutup bagi perempuan, tetapi kalau diteliti secara kritis tujuannya didasarkan pada kepentingan dan nilai lelaki. Justru ketidakadilannya terletak pada kesan seakan-akan memberi kesempatan yang sama kepada perempuan.

Ex :

Seminggu sebelum menikah, seorang artis diwawancarai oleh wartawan tentang alasan mengapa akhirnya dia memilih pebisnis itu sebagai suami. Jawabannya sederhana ; “ karena calon suaminya itu mengijinkan untuk melanjutkan kariernya.”

???????????????????????

jawaban itu mencerminkan kekerasan simbolik. Sadar atau tidak sadar artis itu menerima hubungan dominasi, menerima kepatuhan.

KEKERASAN SIMBOLIK ADALAH PINTU GERBANG MENUJU KEKERASAN PSIKOLOGIS DAN BERESIKO KE KEKERASAN FISIK.

Konflik dlm rumah tangga dianggap sebagai hal yang biasa, namun kalau memperhatikan pola hubungannya, sebetulnya digambarkan berlangsungnya afirmasi kekuasaan dan proses pengakuan dominasi.

Interaksi sosial laki-laki dan perempuan terasa sangat biasa, namun menawarkan kesempatan istimewa untuk memahami logika dominasi yang berjalan atas nama prinsip simbolik. Prinsip ini dikenali dan diakui oleh baik yang medominasi dan yg didominasi.

prinsip simbolik itu berupa :

  • bahasa
  • gaya hidup
  • Cara berpikir
  • Berbicara atau bertindak
  • stigma

Prinsip yang paling efektif secara simbolik adalah ciri tubuh yang sebetulnya sangat sewenang-wenang dan sangat terungkap seperti jenis kelamin atau warna kulit

penampilan biologis mempunyai dampak yang sangat riil terhadap tubuh dan pikiran. Suatu rekayasa kerja kolektif sosialisasi biologis berlangsung untuk menampilkan konstruksi sosial yang seolah-olah nampak seperti alami sehingga gender sebagai HABITUS seksual dipakai sebagai dasar pembagian yang sewenang-wenang yang menjadi prinsip realitas dan representasi realitas.

Tatanan sosial berjalan seperti mesin simbolis yang mengesahkan dominasi maskulin terutama dalam hal :

  • Pembagian kerja
  • Pembagian kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada perbedaan seks
  • Tempat
  • Saatnya dan instrumen-instrumennya.

Semua bentuk dominasi itu seakan sah dan tidak perlu dipertanyakan lagi karena semua berjalan wajar dan diterima.

Kekuasaan simbolik bisa memaksakan pemaknaan secara sah dengan menyembunyikan hubungan kekuatan yang merupakan dasar kekuasaanya.

Bourdieu menggunakan istilah TEKNIS DOXA ;

Yaitu sudut pandang penguasa atau dominan yg menyatakan diri dan memberlakukan diri sbg sudut pandang yg universal.

penguasaan atas wacana menjadi sumber kekuasaan simbolik karena merupakan hubungan yang ditentukan oleh kekuatan representasi dan gagasan. Dua hal terakhir ini didukung oleh struktur sosial-budaya dan cara pengorganisasian masyarakat

Logika dominasi berjalan karena prinsip simbolik yg diterima dua pihak ; gaya hidup, cara berfikir, ertindak, bahasa dan kepemilikan atas dasar tubuh.

Ex :

a) Bentuk tubuh laki-laki menentukan aturan main dalam kebanyakan cabang olahraga dan profesi

b) Siklus hidup laki-laki menentukan dalam mendefinisikan syarat-syarat kebrhasilan profesi spt tidak ada cuti haid atau vuti hamil untuk lelaki sehingga tidak dirugikan oleh tuntutan profesi untuk disiplin dan kehadiran

c) Agresivitas dan dominasinya mendefinisikan apa yang disebut sejarah.

d) sejarah ditulis mendasarkan pada fakta penaklukkan, kemenangan, strategi atau superioritas fisik

e) dll.

Sudut pandang penilaian kuat ditentukan oleh budaya lelaki.

MEDIA MASSA PENYEBAR IDEOLOGI GENDER

sanggupkah kita menghindarkan diri dari media massa?

Kita adalah “pembaca” media massa, entah itu berupa koran, majalah, radio, televisi, film atau sarana komunikasi apapun yg mereproduksi dan menyebarkan pesan-pesan publik.

persoalannya : media tidak dapat bersifat netral. Misalnya : atribut2 tertentu dari media dapat mengkondisikan pesan-pesan yg dikomunikasikan.

AGEN SOSIALISASI

yg turut tersebar dan terlestarikan lewat media massa adalah IDEOLOGI GENDER.

Melalui media massa kita belajar menyesuaikan diri dengan harapan2 masyarakat agar berperilaku seturut perbedaan dan stereotipe GENDER.

Media massa merupakan salah satu agen sosialisasi yg sangat menentukan karena mampu secara khusus berpengaruh dalam menyalurkan keinsyafan dan pengharapan gender.


Sumber : Materi Ajar Kapita Selekta Sosiologi oleh Merry Yanti, S.Sos, M.Si.