Minggu, 02 Januari 2011

Metode Penelitian Kuantitatif (materi 27-12-10)

syarat objek yang diamati dalam penelitian kuantitatif
1. dapat di / ter AMATI (observable)
2. dapat di / ter ULANG (repeatable)
3. dapat di / ter UKUR (measurable)
4. dapat di / ter UJI (test table)
5. dapat di / ter RAMAL (predictable)

AXIOMA dan Penelitian Kuantitatif (Lincoln and Cuba, 1983)
1. ontologi, percaya adanya single reality
2. epistemologi, percaya bahwa adanya kebebasan apa yang ingin diketahui dan yang untuk mengetahui.
3. axiologi, percaya bahwa inquiry adalah bebas nilai.
4. generalization, percaya bahwa waktu-konteks memiliki kemungkinan untuk di generalisasikan
5. causal linkage, kasus real dapat disimulasikan dengan efek.

Deskripsi Teori, yaitu menggambarkan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti. Untuk menentukan teori yang relevan dilakukan dengan berpijak pada variabel-variabel penelitian.

Proses teoritis berkaitan dengan kegiatan untuk menjelaskan masalah dengan menggunakan teori yang relevan, serta menyusun kerangka teoritis yang digunakan dalam pemikiran.

KERANGKA PEMIKIRAN
• Kerangka pemikiran merupakan susunan konstruksi logika yang diatur dalam rangka menjelaskan variabel yang diteliti
• Kerangka pemikiran dirumuskan untuk menjelaskan konstruksi aliran logika untuk mengkaji secara sistematis kenyataan empirik.
• Kerangka pemikiran ditujukan untuk memperjelas variabel yang diteliti sehingga elemen pengukurannya dapat diperinci secara konkrit.

Peranan Teori dalam Kerangka Pemikiran
1. Sebagai orientasi dari masalah yang diteliti.
2. Sebagai konseptualisasi dan klasifikasi yang memberikan petunjuk tentang kejelasan konsep, fenomena, dan variabel atas dasar pengelompokan tertentu.
3. Sebagai generalisasi, teori memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dan antar hubungan dari berbagai proposisi yang di dasarkan pada asumsi-asumsi tertentu baik yang akan diuji maupun yang telah diterima.
4. Sebagai peramal fakta, teori dapat melakukan peramalan dengan membuat ekstrapolasi dari yang sudah diketahui terhadap yang belum diketahui.

Manfaat Kerangka Pemikiran
1. Membantu peneliti untuk menempatkan penelitiannya dalam konteks yang lebih luas.
2. Menguji apakah perumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapainya logis.
3. Menemukan konsep-konsep yang dapat dipakainya untuk masalah penelitian yang akan dilaksanakan.

Kerangka Teori dapat disusun dalam bentuk,
1. Berdasarkan historis yaitu disusun menurut struktur konstruksi sejarah perkembangan teori (diakronis)
2. Berdasarkan tematik yaitu disusun menurut struktur ruang lingkup tema penelitian secara berjenjang dari dasar, menengah, dan operasional (sinkronis)

Menyusun Kerangka Teoritis, setelah dirumuskan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian serta variabel penelitian, selanjutnya menempatkannya dalam konteks teoritis yang lebih luas. Untuk memperoleh gambaran dalam penyusunannya perlu diketahui apa saja yang sebaiknya ada dalam kerangka teoritis.

Isi Kerangka Teoritis/Kerangka Pemikiran
1. Teori pokok yang digunakan dalam penelitiannya (kalau tidak ada)
2. Dapat menggunakan model (jika tidak ada)
3. Penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam hal ini harus dapat ditunjukkan aspek-aspek apa saja yang masih belum tuntas ditelaah sehingga terdapat alasan untuk melakukan penelitian.

Perumusan Hipotesis
1. Dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.
2. Jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.
3. Pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data sampel.
Tiga Macam Hipotesis Penelitian.
1. Hipotesis Deskriptif, hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimasi). “bahwa disiplin kerja pegawai pemda ss adalah tinggi”
2. Hipotesis Komparatif, hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang membedakan. “bahwa terdapat perbedaan disiplin kerja antara pejabat struktural dan fungsional di pemda ss”
3. Hipotesis assosiatif, hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban yang bersifat hubungan.

• Hipotesis simetris, hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua atau lebih variabel. “terdapat hubungan positif antara banyaknya penonton dengan tingkat kerusuhan”
• Hipotesis hubungan sebab akibat, hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara dua/lebih variabel. “bahwa disiplin pegawai berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja”
• Hipotesis hubungan interaktif, hipotesis hub antara dua/lebih variabel yang bersifat saling mempengaruhi. “terdapat pengaruh timbal balik antara kenaikan pangkat dengan tersedianya jabatan”

Kriteria Perumusan Hipotesis
1. Hipotesis sebaiknya dirumuskan dalam format hubungan antar variabel.
2. Hipotesis sebaiknya dirumuskan secara jelas dan tidak berwayuh arti (makna ganda)
3. Hipotesis harus memiliki kemungkinan untuk di uji secara empiris.

Teknik Perumusan Hipotesis
1. Perumusan Hipotesis axiomatik melalui reduksi deffisional.
2. Perumusan Hipotesis axiomatik melalui reduksi proposional.
3. Perumusan Hipotesis melalui reduksi deffinisi.

Perumusan Hipotesis axiomatik melalui reduksi deffisional (contohnya kelompok)
1. Proposisi
a. Kelompok memiliki turn over yang lebih rendah dibandingkan khalayak
b. Khalayak memiliki emosi yang lebih rendah dibandingkan dengan kerumunan.
c. Kelompok memiliki emosi yang lebih rendah dibandingkan dengan massa.
2. Deffinisi
a. Kelompok adalah agregasi (sekumpulan orang disuatu tempat yang tidak ada ikatan kebersamaan) yang berinteraksi berdasarkan peranan-peranan yang jelas dan dibawah kepemimpinan seorang pemimpin.

( 0 komentar:

Posting Komentar